Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography yang berasal dari
bahasa Latin kinema 'gambar'. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmuyang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita).
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannyapun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage).
Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media penyimpan maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpan adalah pias (lembaran kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah yang selalu digunakan sebagai media penyimpan di awal pertumbuhan sinematografi. Film sebagai genre seni adalah produk sinematograf.
Dalam teknologi terkini dalam sinematografi, salah satunya dengan menggunakan teknik 3D.
Contohnya, dalam film avatar. APA menariknya Avatar sampai popularitasnya naik 200%? Pastinya adalah sistem kamera 3D yang dikembangkan oleh James Cameron selaku sutradara.
Cameron lewat Project 880 telah membangun proyek paralel untuk membangun film-film bercitra 3D antara lain Battle Angel (2011). Dia bekerja sama dengan Vince Prince yang dikenal sebagai pembangun sistem kamera 3D dan Robert Legato penggagas studio 3D. Untuk itu dalam menciptakan sosok makhluk Navi dalam film Avatar sangat eksotik. Wajah-wajah makhluk Navi mirip manusia, hanya saja mukanya tirus seperti kuda. Matanya mirip mata kucing atau serigala. Bola matanya bening berwarna kuning dan ada pula yang gelap.
Lebih eksotik lagi adalah penciptaan alam semesta di Planet Pandora. Sekilas kita akan melihat seperti alam sungguhan. Padahal itu adalah gambar yang telah direkayasa dengan menggunakan 3D. Film Avatar seakan-akan memadukan dua dunia, animasi dan kenyataan sebagaimana film Dick Tracy atau Driving Miss Daisy.
Namun bila ditelusuri lagi, film ini tidak membagi dua wilayah, animasi dan kenyataan. Penggarapan filmnya hanya 40% aksi di lokasi, dan 60% menggunakan foto realistis CGI, sebuah teknik visual grafis yang sudah banyak digunakan di film-film besar seperti Independen Day, Terminator, 2012, dan sebagainya. Namun Cameron memadukan CGI ini dengan kamera 3D. Klop sudah. Ada semacam percampuran darah animasi dan kenyataan. Penonton benar-benar seperti diantar ke petualangan fantasi di dunia kartun.
Sam Worthington pemeran Jake Sully yang semula berpakaian ala manusia biasa, kemudian dia menjelma sebagai seorang Navi setelah mengikuti program Avatar. Kulitnya pun membiru, dan wajahnya menjadi aneh, seperti manusia setengah binatang. Itulah keunikannya. Dia berada di dua dunia yang berbeda. Cameron telah menciptakan banyak fantasi di dalamnya.
Hampir seluruh penggarapan film ini menggunakan teknologi grafis tercanggih. Sejak Cameron menggarap Titanic yang men-julangkan nama Kate Winslet dan Leonardo DiCaprio, setiap filmnya selalu menggunakan unsur komputer grafis.
Bahkan dalam menciptakan sosok Gol-lum dalam film Lord of the Rings The Two Towers pada 2002, Cameron memakai efek CGI sehingga sosok Gollum yang muncul bisa lebih menyeramkan, sadis, dan cocok dengan karakternya.
Untuk itulah Project 880 merupakan proyek masa depan Cameron dalam film-film yang menggunakan 3D. Sebuah kemajuan di dunia sinematografi yang patut diacungi jempol.
Selain itu, ada yang menggunakan teknologi teknik kamera. Ada berbagai macam jenis kamera yang beredar, mulai dari kamera handycam sampai kamera professional broadcast. Kamera handycam disebut juga kamera keluarga karena lebih banyak digunakan untuk kepentingan keluarga dan pengoperasiannya juga mudah, meskipun ada beberapa jenis handycam yang bisa digunakan untuk kualitas broadcast (seperti : Sony seri DSR DVCam dan Canon XL-1). Sedangkan kamera professional dipakai oleh seorang yang professional dibidangnya, karena penggunaannya perlu beberapa ketrampilan dan pengetahuan khusus tentang fasilitas kamera itu sendiri. Kamera handycam ada beberapa jenis sesuai dengan format kasetnya :
> Video 8
> Hi-8
> Digital 8
> VHS-C
> S-VHS-C
> Mini DV
> DVCam
Kamera Professional Broadcast juga ada beberapa jenis :
> Hi-8 Pro
> S-VHS
> U-matic
> Betacam
> DVCPro/DVCam
> Digital-9
> Digital Betacam
Referensi :
http://bataviase.co.id/detailberita-10395198.html
http://opiqueghoqielt.blog.com/2010/03/10/pengenalan-alat-produksi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar